Breakthrough Thinking Solusi Memenangkan Persaingan di Era Modern
Bekasi
Hello Pabrikers…
Aaron Belt sebagai seorang ahli manjerial percaya suatu korporasi akan maju jika seorang farmer atau pegawai yang melakukan continuous improvement perbaikan terus menerus guna memajukan perusahaan. Namun cara ini tidak ditemui pada di manajerial Tesla.
Perusahaan yang berlokasi di 3500 Deer Creek Road in Palo Alto, California, Amerika Serikat. Tidak menerapkan continuous improvement.
“Jika anda mencari inovasi yang benar-benar terobosan yang benar-benar radikal maka anda butuh yang Namanya distruptive innovation yang dikemukakan oleh Clayton Cussonsons, alih-alih anda melakukan continuous improvement anda mesti melakukan discontionous improvement”, ujar Hendrawan dikutip dari Youtubenya.
Ujarnya, Sayangnya seperti dikemukan oleh Veejay Govindarajan. Semakin anda mengintegrasikan total quality management di perusahaan, maka (semakin) itu akan merusak breakthrough innovation. Pola pikir yang dibutuhkan, kapabilitas, yang dibutuhkan, metrik yang dibutuhkan, seluruh budaya yang dibutuhkan discontinuous innovation, secara fundamental berbeda.
“Lalu apa yang dibutuhkan untuk menghasilkan breakthrough sebuah distruptive innovation, well kecil peluangnya datang dari para farmers. Mereka terlalu fokus terhadap proses produksi saat ini”, paparnya.
Sambungnya lagi, mereka tidak melihat peta industri dan meneropong kedepan. Oleh karenanya kita membutuhkan orang-orang macam Steve Jobs, Elon Musk dan Jeff Bezos. Orang-orang dengan cara pandang yang berbeda dalam melihat dunia dan ambisinya selangit gak masuk akal dan menembus batas berpikir manusia.
“Mereka inilah yang membuka jalan untuk masa depan dengan mendisrupsi industri yang kita kenal hari ini.
Menurutnya, Tesla diibaratkan oleh Akio Toyoda seperti Restoran yang menjual resepnya ke pelanggan sedangkan Toyota memiliki berbagai macam menu dan ribuan pelanggan, tapi perlu diingat banyaknya varian menu dan pelanggan akan memech Toyota dalam mengalahkan Tesla menciptakan mobil listrik. Di sisi lain Tesla bisa dengan cepat memenangkan persaingan karena hanya berfokus pada satu titik, ya itu pelanggan loyal yang sudah memaklumi kekurangan Teknologi baru.
“Ini bisa menjadi kisah David vs Goliath di era modern”, tutupnya.(dmr)