Lowongan Kerja PT Kyosha Indonesia - Sales Staff    I    Lowongan Kerja Sales Staff Pabrik Manufacturing Automotif    I    Lowongan Kerja PT. Agroveta Husada Dharma - Operator Produksi    I    Lowongan Kerja PT. Ilsam Global Indonesia - Marketing Staff    I    Lowongan Kerja PT. Dharma Polimetal Tbk, Cikarang - Operator Forklift / Admin HRD / Admin Produksi & Purchasing    I    Info selengkapnya cek Menu Lowongan Kerja

Kisah 3 Penumpang Lolos dari Maut Sriwijaya SJ-182 : Turuti Perintah Ibu

Atma Budi Wirawan bersama 7 anggota keluarganya sudah pesan dan beli tiket Sriwijaya Air untuk terbang ke Pontianak, Sabtu siang. Begitu mendengar bahwa semua penumpang yang terbang harus mengantongi hasil tes swab Covid-19, Budi dan keluarganya dilema.

Jan 11 2021, 07:35



ﺑِﺴْــــــــــــــﻤِﮯ ﺍﻟﻠّٰﻬِﮯﺍﺭَّﺣْﻢِﻥٰ ﺍﺭَّﺣِﻴْــــــــــــــﻤِﮯ


وَلِكُلِّ اُمَّةٍ اَجَلٌۚ فَاِذَا جَاۤءَ اَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُوْنَ سَاعَةً وَّلَا يَسْتَقْدِمُوْنَ

))Tiap² umat mempunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya". (QS. Al-A'raf : 34)

(1) Atma Budi Wirawan bersama 7 anggota keluarganya sudah pesan dan beli tiket Sriwijaya Air utk terbang ke Pontianak, Sabtu siang. Begitu mendengar bahwa semua penumpang yg hendak terbang ke KalBar harus mengantongi hasil tes swab Covid-19, Budi dan keluarganya dilema. Delapan orang itu sama dgn 9,6 juta rupiah. Mereka berembuk dan sepakat, tiket pesawat dibiarkan hangus. Mereka memilih naik kapal Pelni. Harganya Rp.220 ribu per orang, jauh lebih murah dari biaya PCR.

Meski harus melewati perjalanan panjang dan mungkin lelah karena berlayar, opsi itu dipilih demi menghindari tes swab


Ahad pagi, mereka tiba di Pontianak. Mendengar informasi tragedi Sriwijaya Air, semuanya tertegun. Andai tetap ngotot untuk terbang dan tidak mempersoalkan biaya tes swab, bisa saja situasinya berbeda bagi mereka.


(2) Rahmawati. Ia orang Mempawah, KalBar. 35 tahun silam, ia pernah jadi Qori'ah Internasional. Kini bekerja sebagai pegawai di Kemenag RI. Sabtu siang, ia sdh bersiap menuju bandara dan hendak terbang ke Pontianak. Tiket sdh dipesan. Pesawatnya Sriwijaya Air, nomor penerbangan SJ-182. Berangkat pukul 14.00 WIB.


Hanya saja, hasil tes PCR-Swabnya telat keluar. Layanan kesehatan tempatnya tes Covid baru bisa mengeluarkan resume medis, Sabtu siang, atau nyaris bertepatan dgn jadwal take off.

Rahmawati pasrah. Ia memilih membatalkan keberangkatan, dan memesan tiket maskapai lain utk terbang Minggu pagi.


Mendadak ia merasa sangat bersyukur. Gara-gara hasil PCR-nya telat keluar, ia terhindari dari tragedi. Allah belum melist-nya dalam daftar sbg korban Sriwijaya Air yg jatuh, Sabtu (9/1) kemarin.


(3) Agustiawan, mahasiswa asal Pontianak. Sabtu siang, ia berencana pulang kampung. Tiket sdh ia pesan, bahkan sdh tiba di bandara. Menjelang terbang, ia mendadak ditelepon ibunya. Ia dilarang pulang, dan diminta fokus mengurusi ujian akhir semesternya. Perintah ibu ia turuti, ia batalkan terbang. Ia lolos dari tragedi.


Mereka yg lolos dari maut tsb adalah cerminan bagi kita semua, bhw takdir memang tdk bisa diundur dan tdk bisa dimajukan. Allah sudah mengatur semua panggung manusia.


Sebagai seorang Muslim, kita beberapa kali bertemu dan membaca Surah Al-A'raf ayat 34 dalam Al-Qur'an. Disana, Allah memperingatkan manusia.

Masing² dari kita hanya sedang menjalani takdir. Segalanya sdh tertulis di Lauhul Mahfuzh, dan tdk bisa diotak-atik lagi.

Manusia memang berhak utk merencanakan, tapi yakinlah bhw takdir telah menciptakan momentum bagi kita.


Wallaahu a'lam.


Berita Terkait

No Posts Found