Jurnalkawasan.com Gelar Seminar Pendidikan Bahas Link & Match Pendidikan-Industri
Cikarang,-
Hallo Pabrikers, Jurnalkawasan.com kembali mengadakan event edukatif berupa seminar pendidikan dengan mengundang puluhan kepala sekolah SMK se-Kabupaten Bekasi serta sejumlah HR Manager perusahaan di Kawasan Industri, Kamis (2/2). Acara yang juga dihadiri oleh Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Bekasi ini berlangsung hangat dengan diskusi interaktif di Nuanza Hotel & Convention, Cikarang.
Robert Girsang, Pengawas SMK - Dinas Pendidikan Wilayah 3 Jawa Barat, diundang sebagai narasumber berdampingan dengan Ayu Wardhani, Ketua 1 FK-HRD Bekasi. Dipandu oleh praktisi HR, RR Meilani Aseaningrum, seminar menghasilkan pencerahan dan solusi atas kegelisahan dunia pendidikan.
Hal ini diakui oleh anggota Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMK, Maulana yang mengapresiasi jurnalkawasan atas terselenggaranya seminar ini.
“Saya bersyukur atas kegiatan ini. Bisa diundang hadiri disini bertemu dengan para HRD, ekspektasi kami tinggi karena persoalan link and match ini belum tuntas. Mudah-mudahan jurnalkawasan rutin mengadakan kegiatan seperti ini,” kata Maulana yang juga Kepala Sekolah SMK Bina Prestasi, Grand Wisata Bekasi.
Sementara itu, Girsang lebih berfokus bagaimana alur proses bagaimana kolaborasi Pendidikan dan industry ini berjalan baik.
“Jangan hanya puas dengan adanya MOU dengan pabrik ini pabrik itu, MOU ini hanya tahap awal dari semua tahapan untuk membentuk Pendidikan yang berkualitas. Setelah MOU, buka kelas industri undang praktisi ke sekolah, lalu guru juga harus ditraining, lalu kunjungan industri, yang mana ujungnya adalah sertifikasi industri,” Kata Robert yang juga berpengalaman sebagai karyawan industri bertahun-tahun.
Ayu Wardhani mengajak 4 komponen untuk bergerak bersama secara simultan, 4 komponen yang harus bergerak simultan untuk menyukseskan pendidikan kejuruan, perguruan tinggi, dunia kerja perusahaan dan pemerintah.
”Perlu ada sinergi dan update informasi antar lembaga agar tidak putus ditengah jalan, saya pengalaman banyak SKKNI yang dipilih oleh sekolah itu tidak sesuai dengan kebutuhan dunia industri. Jadi ini PR ,”kata Ayu.
Sekolah, kata Ayu harus lapang dada menerima bidang kompetensi yang dibutuhkan dunia kerja sebagai materi pembelajaran. Perusahaan juga harus membuka pintu selebar-lebarnya bagi lulusan pendidikan kejuruan yang ingin magang (bekerja) di perusahaan tersebut. Sementara Pemerintah harus serius dan tidak semata memandang program Link and Match (keterkaitan dan kesepadanan) sebagai proyek belaka.
“Nah agar efektif semua ini memerlukan payung hukum beserta sangsinya yang mengatur terjaminnya efektivitas hubungan interaksi secara terukur, menyeluruh, dan berkelanjutan antara dunia pendidikan tinggi, industri, dan pemerintah dalam menangani masalah link and match” kata Ayu yang juga HR Manager PT Cisindo ini. (df)