5 Cara Mendeteksi Kebohongan Calon Karyawan Dalam Wawancara
5 Cara Mendeteksi Kebohongan Calon Karyawan Dalam Wawancara
Oleh :
Hesti Batawi Ningsih
Administration Manager - PT Precision Tools Service Indonesia
Hallo Pabrikers, dalam diskusi santai dengan beberapa rekan HR ketika menyeleksi karyawan pada sesi wawancara, ada sejumlah topik menarik untuk didiskusikan. Naluri sebagai HR, tentunya sangat mengharapkan apabila mendapatkan kandidat atau calon karyawan yang mempunyai attitude (sikap) yang baik dan Jujur.
Menurut pengalaman penulis ada beberapa ciri untuk mengetahui calon kandidat mempunyai sikap yang baik pada saat wawancara dengan memperhatikan bahasa tubuh, penampilan cara bicara yang sopan dan mengucapkan terima kasih terlebih dahulu pada saat sesi wawancara di mulai.
Bukan HR yang hebat kalau tak banyak ide untuk mengetahui apakah calon karyawan tersebut jujur atau tidak. Adapun kejujuran pada saat wawancara, dapat di pelajari dengan beberapa hal sebagai berikut.
5 Cara mendeteksi kebohongan pada calon karyawan:
- Mulai dengan memperhatikan perilaku normal calon karyawan. Sebelum Anda menanyakan hal-hal yang perlu diuji kebenarannya, ajak calon karyawan ngobrol ringan.
- Dengarkan baik-baik.
- Perhatikan bagian tubuh tertentu.
- Tanyakan pertanyaan mendalam.
- Tanyakan apakah mereka jujur.
Kejujuran seseorang baru bisa di validasi atau di buktikan ketika seseorang mendapatkan amanah pekerjaan.
Dari hasil bincang-bincang tersebut dapat di simpulkan bahwa mendapatkan calon karyawan yang mempunyai sikap yang baik dan jujur, bukanlah hal yang susah dan tidak juga mudah. Dibutuhkan pengalaman dan pengetahuan seorang HR sebelum menetapkan calon karyawan tersebut menjadi karyawan. Apabila HR salah pilih Kandidat maka akan menjadi si malakama bagi Perusahaan tersebut.
Apakah anda juga memiliki pengalaman yang sama, salah dalam memilih kandidat. Agar tidak salah dalam menetapkan kandidat, dan mendapatkan kandidat sesuai ekspetasi yang di inginkan, mari kita belajar ilmu berikut,
Apakah ada ilmu dalam mendeteksi kebohongan karyawan,?
Penulis menelusuri Google dan beberapa literasi lainnya. Dan bahkan di salah satu Komunitas Group HR terkait pengungkapan kejujuran. Di dalam ilmu psikolog ada yang mempelajari terkait Ekspresi Wajah di salah satu tema seminar di salah satu WA group dengan judul “Analisa Kebohongan melalui Ekspresi Wajah” pada tanggal 31 maret 2022.
“Mendeteksi kebohongan seseorang atau karyawan yang paling mudah dilakukan dengan memperhatikan bahasa tubuh dan ekspresi wajah”. Adapun ciri-ciri orang berbohong dapat di pelajari dan di amati dengan ciri-ciri seperti di bawah ini.
- Menghindari kontak mata. Ciri yang satu ini mungkin sudah sering Anda dengar.
- Menatap terlalu tajam.
- Mengulum atau memonyongkan bibir.
- Menutup mulut dengan tangan.
- Menggaruk-garuk hidung.
- Wajah menjadi pucat.
- Tubuh berkeringat.
- Bibir kering.
Apakah budaya kerja bisa merubah Attitude dan kejujuran dalam diri seseorang?
Berbicara attitude tidak terlepas dari kemelekatan karakter pada seseorang, bagian terkecil dari attitude yang baik tertanamnya kejujuran dalam pribadi seseorang. Apabila seseorang tersebut Jujur sudah pasti didalamnya terdapat attitude yang baik. Karakter dibentuk dari pendidikan formal yang di dapat dari pendidikan melalui sekolah, dan pendidikan non formil di dapatkan dari pola asuh keluarga dan lingkungan pergaulan sekitarnya. Dan keluarga adalah penentu karakter yang paing dominan sebesar 60%, sekolah 25% dan lingkungan sekitarnya 15%.
Karakter di bangun dalam waktu yang lama, karena karakter di mulai dari kegiatan baik yang di kerjakan secara berulang-ulang, dalam kurun waktu 3 bulan menjadi habit ( pembiasaan) dan akan menjadi karakter yang melekat dalam diri seseorang.
Dengan budaya kerja atau pembiasaan yang di tetapkan dalam lingungan kerja dengan sendirinya akan menjadi attitude yang baik. Dan penetapan Standar ( Aturan Kerja) yang menetapkan monitoring dan evaluasi kerja sehinga meminimalisasikan kecurangan – kecurangan karyawan.
Tugas HR bukanlah hanya merekrut kandidat yang punya attitude baik dan jujur, yang terpenting juga menumbuhkan lingkungan kerja yang baik dengan menetapkan standar kerja yang dapat meminimalisasikan kecurangan sehinga melahirkan pribadi yang jujur karena lingkungannya. (*)